PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) mempunyai rencana strategis dengan melakukan penawaran saham perdana (IPO). Anak usaha PT Pertamina ini sudah mengerjakan sejumlah tahapan sebelum mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.Β
PGE merupakan anak usaha PT Pertamina (persero) yang bergerak dalam bidang pemanfaatan dan pengembangan energi Panas Bumi yang berdiri 12 Desember 2006. Namun demikian, Pertamina sudah menjalankan aktivitas terkait energi Panas Bumi sejak 1974.
Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Pertamina Power Indonesia, Fadli Rahman mengatakan bahwa PGE sudah menyiapkan untuk IPO sejak tahun 2021. Saat ini sudah tahap finalisasi.
Sekarang ini PGE mempunyai dua entitas anak usaha yaitu PT Geothermal Energy Seulawah dan Pertamina Geothermal Energy Lawu. Total ada 13 wilayah kerja panas bumi (WKP) dengan total kapasitas terpasang sebesar 1.877 mega watt.
Adapun potensi pengurangan emisi dari PLTP ini diperkirakan mencapai 1,22 juta TCO2 per tahun. Energi Panas Bumi mempunyai sifat ramah terhadap lingkungan, bahkan sepenuhnya bebas dari emisi.
Sejauh ini, PGE tercatat berkontribusi sebesar 82 persen kapasitas energi Panas Bumi terpasang di Indonesia. PGE juga sudah menyuplai listrik lebih dari 2 juta rumah di Indonesia.Β
Valuasi PGE per hari ini ditaksir mencapai US$2,2 miliar atau setara Rp34,4 triliun (kurs Rp15.640 per dolar AS). Dalam IPO, PGE dinyatakan bakal melepas 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor ke publik. Total dana yang mungkin bisa diperoleh, diproyeksikan mencapai Rp8 triliun.
Wakil Menteri I BUMN, Pahala Mansury mengungkapkan bahwa, pihak Kementerian BUMN terus mendorong proses IPO. Pemerintah mempunyai target, IPO dapat berlangsung pada tahun ini.
IPO adalah langkah strategis untuk menjadikan PGE sebagai pemain utama energi Panas Bumi di dunia. Dengan IPO, PGE akan mampu melakukan optimalisasi penggunaan energi Panas Bumi tanpa membebani APBN.