Sejak jaman dulu, Indonesia dikenal sebagai negara dengan Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah. Tidak heran kegiatan eksplorasi SDA sudah dikerjakan dari zaman Belanda, termasuk eksplorasi energi panas bumi di kawasan geothermal Kamojang, Jawa Barat dijadikan sebagai pembakit listrik panas bumi pertama di Indonesia.
Pada 1908 Belanda mulai melakukan eksplorasi potensi energi di sana, meskipun akhirnya harus terhenti pada 1928. Setelah terhenti, puluhan tahun selanjutnya yakni pada 1978 penggalian potensi kembali dilanjutkan dengan mengajak Pemerintah New Zealand untuk mencari sumber-sumur tambahan.
Akhirnya pada tahun 1982, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang resmi beroperasi di kawasan Gunung Gajah, Gunung Guntur Bandung, dengan potensi setara dengan 300 MW.
Pembangkit Listrik Panas Bumi Pertama di Indonesia Berada di Kawasan Gunung Gajah, Gunung Guntur Bandung, dengan potensi 300 Mega Watt
PLTP Kamojang awalnya beroperasi hanya dengan 1 unit pembangkit, sampai bertambah menjadi 7 plant dengan total kapasitas terpasang 375 MW.
Dikutip dari laman esdm.go.id, saat ini lokasi sumur panas bumi pertama di Indonesia itu bukan hanya dimanfaatkan sebagai lokasi tambang, tetapi juga dimanfaatkan sebagai objek wisata yang biasa disebut Kawah Kereta Api.
Alasan disebut dengan nama tersebut, lantaran berkaitan dengan kepulan asap putih pekat dari lubang sumur, diiringi suara bising yang mirip kereta api. Uniknya lagi, kawah kereta api ini hanya mempunyai kedalaman 60 meter.
Sebagai area wisata, pengunjung akan menikmati pemandangan bukit dan kawah yang ciamik dengan kondisi udara yang sejuk dan menyegarkan.